Jumat, 11 September 2009

Stimulasi yang tepat akan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi

Apakah saat usia 1 bulan bayi Anda sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan ke atas? Atau menginjak usia 2 bulan sudah bisa mengangkat kepala saat ditelungkupkan? Bila ya, berarti perkembangan motorik kasarnya terbilang baik.
Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak, meraih, mengangkat leher, dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus dipantau dan distimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.
Pemantauan ini sebenarnya bisa dilakukan setiap hari di rumah dengan melihat panduan dan perkembangan motorik halus adaptif.
Yang harus dipahami, tahap perkembangan motorik kasar memiliki kurun waktu perkembangan yang harus dilalui berurutan. Misalnya, untuk mampu berdiri bayi harus mampu duduk lebih dulu. Untuk mampu duduk, bayi harus bisa menegakkan kepalanya dahulu. Begitu juga dengan kemampuan berjalan, harus bisa bangun untuk berdiri dan merambat dulu.
URUTAN
* Menggerakkan kaki dan tangan saat berbaring
Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana. Menginjak usia 1 bulan dia mulai belajar menggerakkan kaki dan tangannya ke atas. Stimulasi dia dengan menggantungkan mainan warna-warni dan berbunyi. Dia akan tertarik untuk menggapainya dengan kaki atau tangan. Atau bisa juga menstimulasinya dengan mengajak bermain sambil menggerak-gerakkan tangan dan kakinya.
* Mengangkat kepala telungkup
Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bisa dilakukan bayi usia 2 bulan. Namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2 bulan, bahkan 1 bulan, si kecil sudah bisa melakukannya. Stimulasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggoyangkan mainan yang berbunyi di atas kepalanya. Kita juga dapat merangsangnya dengan memanggil namanya dari arah depan atau membelai kepala dan leher belakangnya.
* Memiringkan badan saat berbaring
Memiringkan badan umumnya sudah dapat dilakukan bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan dari arah samping atau memanggil namanya. Jika bayi melakukannya, biarkan dia berusaha mengambil mainan yang ada di tangan kita. Orangtua dapat menstimulasinya sesering mungkin secara bergantian antara sisi kiri dan kanan.
* Telungkup sendiri
Bayi berusaha untuk telungkup sendiri umumnya dapat dilakukan di usia 4-5 bulan. Mungkin dia belum dapat melakukannya dengan baik hingga butuh bantuan orangtua. Misalnya saat bayi mulai miring ke kanan, letakkan kaki kirinya ke depan. Begitu sebaliknya. Agar usaha telungkupnya berlanjut, goyangkan/bunyikan mainan di depan posisi bayi saat miring. Biasanya bayi akan tertarik untuk menggapai mainan yang mengeluarkan bebunyian tadi hingga lambat laun dia akan telungkup.
Kita dapat menstimulasinya berulang kali sampai dia bisa melakukannya sendiri. Saat telungkup, rangsanglah dengan membunyikan mainan dari atas atau depan supaya dia mengang-kat kepalanya. Hal ini untuk melatih kekuatan otot lehernya yang diperlukan saat dia duduk.
* Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi belum bisa duduk sendiri, namun orangtua sudah bisa memosisikannya duduk saat si kecil digendong atau diletakkan di kereta bayi. Sering-seringlah melakukannya karena posisi ini dapat melatihnya untuk mampu duduk sendiri meski cuma sebentar tanpa dibantu di usia 6-7 bulan. Lalu di usia 8 bulan sudah dapat duduk lebih kurang 10 menit dan akhirnya di usia 9-10 bulan sudah dapat duduk sendiri.
Agar bayi senang melakukannya, ajaklah ia berinteraksi dengan aneka mainan. Umumnya bayi sangat senang melaku-kannya karena dia bisa bermain dan bercanda lebih leluasa. Selain dapat menikmati pemandangan lebih luas.
* Merangkak
Kemampuan merangkak umumnya dapat dilakukan bayi di usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah dapat melakukannya di usia 6-7 bulan. Tetapi tidak semua bayi bisa merangkak atau melalui tahapan kemampuan merangkak ini sebelum ia berdiri dan berjalan. Meskipun demikian tak masalah karena mungkin kemampuannya langsung meningkat ke tahapan berdiri dan berjalan.
Tak masalah juga bila kita ingin menstimulasi bayi untuk merangkak. Caranya, berikan kesempatan bayi untuk berada di lantai yang bersih. Letakkan mainan favorit atau benda menarik di depannya. Tentu dalam melakukannya, pastikan semuanya aman. Saat pertama melatihnya, gunakan matras.kerikil, dan sebagainya.
Berikan semangat kepadanya meskipun awalnya dia hanya menggeser posisinya sedikit dengan perut atau posisinya malah mundur ke belakang. Jangan lupa, setelah dia berhasil melakukannya, berilah pujian dengan kata-kata dan tepuk tangan.
* Berdiri
Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila diberdirikan di atas pangkuan kita. Soalnya, dia dapat merasakan posisi yang lain selain berbaring atau duduk. Kesenangannya ini sering ditunjukkan dengan tingkahnya yang menaik-turunkan tubuhnya.
Namun, berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya di usia 9 bulanan lalu di usia 10-12 bulan dia sudah mulai berdiri tanpa bantuan. Saat belajar berdiri, orangtua bisa menstimulasinya dengan mengacungkan kedua tangannya di depan si kecil. Hal ini berguna untuk menariknya supaya berpegangan dan berdiri. Atau agar anak rajin melakukan aktivitas ini kita bisa menaruh mainan kegemarannya di tempat yang bisa dijangkau anak.
* Berjalan
Meskipun beberapa bayi sudah bisa berjalan sebelum menginjak usia 1 tahun, namun berdasarkan penelitian umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan. Stimulasi yang pas dapat membuatnya lebih cepat berjalan. Caranya, dengan memperlihatkan mainan menarik sewaktu ia berdiri hingga memotivasi/merangsangnya untuk melangkah. Sering menitahnya pun dapat membuatnya lebih cepat terampil berjalan. Atau bantu ia berjalan dengan berpe-gangan pada kursi dan meja yang kokoh. Jika dia mulai bisa berjalan, cobalah minta ia untuk mengayunkan kaki 1-2 langkah. Misalnya, dengan meminta ia berjalan menuju ayahnya yang terpisah 2-3 langkah di depan dan siap memeluknya. Awalnya, mungkin dia akan takut, namun bila terus dilatih dia akan berani melakukannya. Buatlah suasana riang agar anak tertarik melakukannya.
TAK SAMA
Yang harus diingat, tidak semua anak memiliki perkembangan kemampuan yang sama. Ada yang lebih cepat, ada juga yang lambat. Jadi, ketika kita mendapati kemampuan anak tidak sesuai dengan tes Denver, jangan terburu-buru menilainya mengalami kelainan. Sangat mungkin dia hanya kurang mendapat stimulasi sehingga kemampuannya tidak terasah secara optimal.
Kasus-kasus seperti ini biasa terjadi pada bayi yang orangtuanya overprotektif dan kelewat rajin melarang ini dan itu. Nah, agar kemampuan motorik kasar bayi terasah baik, selain memberikan stimulasi, orangtua hendaknya memberi kebebasan kepada anak untuk memaksimalkan berbagai kemampuannya. Kalaupun ternyata ada sedikit gangguan pada motorik kasarnya, jangan tunda-tunda untuk segera memastikan ke ahlinya hingga bisa secepatnya menjalani fisioterapi.
JIKA KURANG TERAMPIL
Ada kalanya stimulasi saja tidak cukup untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar bayi. Berarti ia tengah mengalami persoalan. Apa sajakah itu? Cek faktor-faktor berikut ini:
* Kecukupan gizi
Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar pertumbuhan fisik anak optimal. Kondisi ini memungkinkan kemampuan motoriknya pun akan terasah dengan baik. Sebaliknya, kondisi gizi yang kurang/buruk tentu akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan kemampuannya secara umum. Contohnya kalau anak mengalami masalah penyerapan makanan di ususnya, namun orangtua tidak sungguh-sungguh menanganinya. Ketertinggalan pertumbuhan fisik akibat tidak tercukupinya kebutuhan gizi tentu akan berimbas pada kemampuan motorik anak. Kalau di usia 7-8 bulan lazimnya anak sudah bisa duduk sendiri, maka anak yang mengalami keterlambatan perkembangan mungkin hanya mampu duduk beberapa saat dan itu pun masih harus bersandar dan ditopang sepenuhnya.
* Kematangan otot
Ada bayi yang memiliki gangguan kematangan otot dan ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kemampuan motorik kasarnya. Bila demikian akan sulit pula menstimulasinya karena otot-ototnya yang belum matang tidak bisa digunakan dengan paksa. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan fisioterapi dan terapi okupasi ditambah terapi obat-obatan jika memang dianggap perlu.
* Berat tubuh
Berat tubuh berlebihan amat berkemungkinan membuat bayi jadi sulit mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Yang perlu dilakukan adalah menjaga asupan makan si kecil agar BB-nya mendekati angka ideal sehingga ia bisa lebih nyaman bergerak. Tentu saja mengenai hal ini orangtua wajib mengonsultasikannya ke dokter.
* Kenyamanan
Kekurangnyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi, contohnya bedong dan kaus kaki. Terkadang bayi jadi sulit menggerakkan kaki karena terikat bedong atau enggan melangkah karena kaus kakinya yang licin sering membuatnya gampang terjatuh. Saat mengajaknya belajar berjalan, sebaiknya lepaskan kaus kaki dan kenakan sepatu/kaus yang tidak licin.
* Pengalaman negatif
Misalnya saat belajar merangkak si kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah. Kejadian ini dapat membuatnya trauma dan enggan melakukan latihan sehingga kemampuannya jadi terlambat muncul. Pengalaman negatif lainnya adalah paksaan dari orangtua lewat hentakan dan tarikan yang dapat membuatnya enggan berlatih.
* Sakit
Bayi sering mengalami sakit, di antaranya infeksi telinga, batuk, pilek maupun radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat dibanding bayi seusianya. Ini bisa dimaklumi karena energinya untuk tumbuh dan bergerak sudah terserap untuk menghalau penyakitnya maupun untuk pemulihan. Dia baru akan melakukannya bila sudah merasa lebih baik.

Tidak ada komentar: